Kadang hati perempuan diuji bukan dengan penderitaan, tapi dengan perhatian. Bukan dengan luka, tapi dengan kebaikan yang datang dari arah yang tak disangka.
Dia tak pernah mengucap apa-apa tentang perasaan. Tapi tutur katanya lembut, sikapnya ringan tangan, dan kehadirannya sering muncul di sela lelah dan tanggung jawab. Aku tak tahu, apakah dia memang sedang memberi isyarat... atau sekadar sedang menjadi dirinya - orang baik yang kebetulan sering kutemui.
Aku pun terdiam dalam pertanyaan:
Apakah aku sedang tertarik... atau hanya sedang menikmati kebaikan?
Apakah dia memang menunjukkan rasa... atau hanya sedang mengamalkan adab dan ukhuwah?
Hati kecilku tahu, bahwa tidak semua yang terlihat seperti benih, harus disiram harap. Maka aku mundur setapak, bukan karena membenci, tapi untuk menjaga. Sebab rasa yang belum jelas arahnya, bisa menyesatkan langkah.
Kini aku memilih diam.
Bukan karena tak ingin membalas, tapi karena ingin memastikan:
Apakah ini tentang dia, atau tentang hatiku sendiri yang butuh dibenahi?
Komentar
Posting Komentar